Agar Tempat Wisata Terkendali dan Bersih Saat Libur Lebaran – Seperti yang saya sebutkan di tulisan mudik tapi ke kota, di hari lebaran jadwal saya umumnya berkunjung ke rumah saudara. Begitu juga di hari-hari ke depannya, cukup berkunjung dan silaturahmi ke keluarga saja.
Mungkin karena ingin menciptakan momen tak terlupakan dan jarang-jarang keluarga kompakan libur, sehingga banyak orang Indonesia memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata. Pemikiran dan rencana liburan sekeluarga ini terjadi massal, jadi pada umumnya tempat wisata favorit di kampung halaman jadi membludak.
Saya? Senang-senang saja sih kalau sekalian berwisata saat lebaran. Tapi kayanya harus pilih-pilih waktu juga. Karena menghindari datang ke tempat wisata malah mengantri dan gak dapat quality time dengan keluarga akibat tempat terlalu ramai.
Pengalaman sewaktu-waktu saya berwisata saat momen lebaran adalah ketika diajak keluarga ke Ancol di hari kedua. Itupun cukup padat arenanya, walau nggak sampai parah juga sih.
Namun karena sering juga saya melihat di berita dan keluhan di media sosial, masalah besar usai periode liburan wisata saat lebaran adalah banyaknya sampah dan rusaknya fasilitas wisata. Ini agak mengkhawatirkan karena memperlihatkan adab yang buruk. Iya sih beberapa tempat wisata memang fasilitas umum, seperti taman kota dan masjid yang ikonik.
Tapi miris juga kalau fasilitas itu jadi rusak dan merugikan pengunjung lain. Bisa saja tempat itu adalah tempat wisata favorit di kampung halaman. Bagaimana caranya ya menghindari/mengatasi problem ini?
Bagi pengunjung sih harus ada edukasi dan sadar diri. Agar sikap kita cukup menjaga kebersihan dan beradab. Bertanggung jawab juga dengan tindak-tanduk kita. Tak melulu karena kita bayar lantas bisa bersikap sewenang-wenang. Ya bayangkan saja kalau rumah kita dikotori dan dirusak, tentu nggak menyenangkan rasanya (sekalipun kita pungut bayar masuk rumah seperti si tempat wisata).
Nah saya ada usulan untuk pihak tempat wisata agar lokasi tetap bersih dan terkendali saat musim liburan:
Melarang Membawa Makanan dan Minuman Dari Luar
Sekarang saya ngerti juga kenapa ada larangan membawa makanan dan minuman dari luar tempat wisata. Dulu mikirnya kok seolah money oriented ya karena biasanya harga makanan dan minuman dalam tempat wisata lebih mahal. Tapi kebijakan ini juga demi menghindari penumpukan sampah dan menambah pemasukan tempat wisata.
Kalau boleh usul, makanan dan minuman dalam tempat wisata juga harus memikirkan keterjangkauan biaya. Juga memikirkan akses yang mudah untuk menemukan dan membayar tempat makan. Akses yang sulit akan merugikan pengunjung dari segi waktu, uang dan energi.
Pernah di tempat wisata saya nggak jadi beli makan di food court karena harus deposit ke kartu e-money tempat wisata itu. Karena kartu saya yang nggak bisa terakses full, sehingga ada kemungkinan deposit uang saya tidak dikembalikan secara tunai. Sementara belum tentu saya balik lagi ke tempat itu dalam waktu dekat.
Denda Untuk Pihak Yang Membuang Sampah Sembarangan dan Merusak Fasilitas
Untuk memberikan efek jera dan segan, mau nggak mau harus ada kebijakan membayar denda bagi yang merusak fasilitas dan membuang sampah sembarangan. Karena tempat dibuat agar indah dan layak bukannya tanpa biaya dan maintenance.
Mungkin bagi beberapa pihak tempat wisata agak dilema dalam memberlakukan ini, karena kekurangan staf keamanan dan pengawasan. Tapi tentu kalau fasilitas rusak juga nggak mau. Ya harus ada langkah yang dipilih agar tak menyesal kemudian.
Membatasi Jumlah Pengunjung Yang Masuk Tempat Wisata
Satu lagi solusi yang bisa diambil adalah membatasi pengunjung yang masuk. Dulu sih agak kecewa mendengar ada taman di Jakarta yang memakai peraturan ini. Ngerinya sudah jauh-jauh datang dan ternyata masih harus menunggu lagi untuk masuk.
Tapi ternyata memang kebijakan itu berasal dari pencegahan keamanan dan kebersihan. Juga agar situasi lebih terkendali. Bukankah lebih baik kunjungan terkendali daripada terjadi yang tidak-tidak?
Menyediakan Fasilitas Kebersihan, Pihak Keamanan dan Kebutuhan Umum Lainnya
Kalau kita menyoroti pengunjung yang salah karena buang sampah sembarangan dan merusak fasilitas, jangan-jangan memang tidak ada fasilitas kebersihannya? Atau tidak ada fasilitas lainnya?
Ya, sebaiknya tempat wisata menyediakan fasilitas kebersihan dan fasilitas umum lainnya. Hal ini agar pengunjung tidak ‘mencari solusi sendiri’ dan jadi merugikan banyak pihak.
Sebaiknya tempat wisata juga menyediakan sign system dan informasi di plang untuk hal-hal yang dibutuhkan, seperti informasi tempat sampah, larangan membuang sampah sembarangan dan sebagainya.
Penutup
Nggak nyangka menulis ini jadi mendalam dan cukup serius ya. Hanya saya termasuk yang prihatin dengan keadaan tempat wisata rusak paska pengunjung ramai mendatangi di libur lebaran. Semoga bisa jadi masukan ke depannya agar lebih baik.