Kenapa Ibu-Ibu Suka Gagal Diet – Diet adalah sebenarnya adalah hal yang umum ketika usia sudah tidak lagi muda dan prima. Di usia yang tidak lagi produktif, penumpukan lemak lebih mudah terjadi karena beberapa hal; kurang bergerak, kurang makan sehat dan berserat, kurang juga bisa menahan kemauan makan enak dan sebagainya.
Nah untuk lebih detil lagi, kita bicara soal diet di kalangan ibu-ibu. Ternyata sudah jadi hal umum juga kalau ibu-ibu memiliki tantangan tersendiri untuk diet (nggak termasuk ibu-ibu seleb yaaa karena pasti bisa diurus asistennya). Ini hal yang baru saja saya sadari karena sering baca masalah-masalah ibu-ibu ini (yang juga bahkan saya sebut di tulisan sarapan sehat favorit) akhir-akhir ini.
Saya membacanya di dunia maya dan di obrolan grup chat ibu-ibu, dimana disitu mereka mengaku: ‘aduh saya gagal diet’. Entahlah ya kalau ditelusuri lebih mungkin ada analisa lebih jelas kenapa.
Untuk sekarang saya mencoba menganalisa dari kacamata saya sebagai pengamat dan dari pengalaman pribadi. Yuk kita jabarkan kenapa ibu-ibu suka gagal diet:
Overwhelmed atau Kewalahan / Tak Ada Waktu
Ibu-ibu memiliki segudang kegiatan dari mengurus keluarga hingga mengurus rumah. Bahkan dari suami dan anak-anak memiliki kebutuhan berbeda-beda yang bisa memakan energi dan waktu sendiri. Belum lagi urusan rumah, tetangga, keluarga sendiri, dan sebagainya.
Diet? Aduh mau istirahat saja curi-curi waktu! Mana ada waktu untuk memikirkan menu makanan diet dan targetnya? Memikirkan blender buah saja udah pusing mikirin cucian di wastafel.
Malas dan Mager
Sebenarnya alasan ini bukan saja dialami spesifik ibu-ibu. Ini alasan global kenapa seseorang butuh diet. They are simply malas dan malas gerak (mager). Mikirin diet udah berasa berat dan mumet. Maunya yang mudah saja. Tapi, ini mah berarti ngga ada solusi. Pemikiran yang bagai bom waktu alias a time bomb!
Kalah Dari Suara Terbanyak di Rumah
Diet bukan pilihan favorit semua orang. Melihat makanan orang yang diet itu kadang suka ngga nafsu. Bahkan orang yang diet sering diolok-olok dan dianggap bercanda.
Ibu meskipun seorang managing director di rumah mau ngga mau menyerah ketika orang-orang di rumah ngga minat makan dan memilih memasak yang keluarganya suka. Dan biasanya yang dimasak itu bukan menu makanan diet.
‘Kalah’ Godaan Makanan Enak
Makanan enak adalah salah satu pleasure di dunia. Salah satu hal yang membuat kita bahagia dan menaikkan mood. Apalagi bentuknya berbagai rupa, dari harga murah hingga mahal. Belum kalau lagi kelaparan. Apa itu diet?
Inipun juga alasan kenapa seseorang sampai butuh diet. Seperti ucapan di internet yang pernah saya baca: Bukan makanannya yang salah tapi kamu yang makan kebanyakan.
Mindset Agar Ibu Sukses Diet
Well, saya sendiri sedang bergulat dan proses melaksanakan diet. Saya menulis ini sambil juga introspeksi diri. Boleh dibilang sayapun mengalami 4 alasan di atas. Tapi ujung-ujungnya saya menyesal.
Karena saya telah membiarkan alasan-alasan di atas menang dan membuat tubuh saya ngga makin sehat, makin ‘berbobot’ iya.
Ya saya ngga bilang dan menuduh macam-macam. We all have our own struggles. Tapi mungkin ibu-ibu terlalu cepat menyerah? Ini beberapa mindset untuk ibu-ibu agar berpikir ulang mengenai memulai dietnya lagi.
Apakah Saya Peduli Dengan Diri Saya, Hubungan saya Dengan Suami dan Keluarga saya?
Kesehatan adalah hal yang penting. Tanpa tubuh sehat, bisa-bisa kita ngga bisa melakukan apa-apa. Mengacuhkan tubuh yang berbobot lebih adalah satu hal. Tapi coba bayangkan jika kita memulai dari 1 tahun lalu atau 6 bulan lalu?
Setidak-tidaknya kita mencoba dulu. Atau berupaya, daripada ngga sama sekali. Gagal diet artinya kemunduran. Kenapa nggak coba lagi?
Lho kenapa merembet ke kepedulian dengan keluarga? Ya, karena akan berhubungan. Tanpa tubuh sehat, bagaimana kita bisa hadir dan mengurus keluarga?
Bagaimana suami akan melihat kita dan menganggap kita menarik? You can say, ‘ya berarti cuma melihat fisik saja ya ngga lihat kalau kita sudah setia dengan suami dan mengurus keluarga selama ini’.
Hey woman, pria adalah makhluk yang menganggap visual itu penting. Do you really want to keep that mindset sementara ada banyak perempuan muda yang lebih menarik dan langsing?
Mungkin saya kedengaran seperti perempuan yang menganggap ‘kecil’ istri yang bertubuh gemuk, tapi tidak sama sekali. Itu salah banget! Sebagai perempuan yang sudah menikah hampir 10 tahun tanpa ART, saya bisa memahami ibu-ibu yang ‘tenggelam’ mengurus keluarga dan melupakan dirinya sendiri. I’ve been there, saya juga pernah ada di posisi itu.
Saya merasakan realita itu ibu-ibu, realita dimana pria menganggap penampilan itu penting dan ingin menyayangi kita istrinya selalu. Tapi bagaimana suami bisa menganggap kita menarik kalau kita pun ‘acuh’ dengan penampilan kita sendiri?
Lihat Pantulanmu Di Kaca, Apakah Kamu Suka Dengan Penampilanmu?
Ya, inner beauty itu penting. Bahagia dari dalam batin itu penting. Itulah yang membuat orang berjiwa muda dan menarik, terlihat approachable dan menyenangkan.
Kita punya seabrek kesibukan dan tanggung jawab. Kita bisa stres dan makanan adalah hal yang bisa membuat kita berbahagia. Menikmati hidup sejenak, menikmati kerja keras uang kita dengan membeli makanan favorit.
Namun apakah demikian setiap waktu? Mestikah kita memanjakan diri sepanjang waktu? Tidakkah kita merasa bloated ketika kekenyangan? Seperti halnya ketika berpuasa seharian dan saat buka puasa makan terlalu banyak.
Nabi Muhammad hidup sederhana dan bahkan mengganjal perutnya dengan batu ketika lapar. Bahkan ada beberapa hadist dan ayat mengenai makan dalam Islam.
Diantaranya anjuran berhenti makanlah sebelum merasa kenyang, yang berlebihan itu tidak baik dan kebanyakan makan dan tidur membuat hati keras.
Apakah Kamu Benar-Benar Lapar Atau Iseng Atau Menutupi Kesedihan/Kekecewaan?
Sebagai one of the pleasure in the world, makanan suka jadi destinasi seseorang untuk hidup berbahagia. Waktu makan adalah yang dinanti-nanti dalam suatu hari.
Tapi itu bukanlah sumber kebahagiaan sebenarnya. Bukan joy yang sesungguhnya. Makanan enak ketika disantap, ngga enak ketika lemak jadi menumpuk di tubuh.
Kitapun suka ‘iseng’ makan padahal tidak benar-benar lapar. Apakah makanan cuma sebagai substitusi kehadiran seseorang? Mengisi kesepian atau kesedihan?
We need to be mindful atau kita butuh lebih sadar alasan kenapa kita makan. Karena kalau kita apa-apa makan, yang kena imbas tubuh dan ketika ini terjadi terus-menerus maka badan akan ‘membengkak’ jika tidak dibakar kembali dengan olahraga dan aktivitas fisik.
Penutup
Wajar jika Ibu-ibu gagal diet. Saya telah menganalisa beberapa alasannya di atas. Tapi cantik dan sehat itu mungkin bahkan jika kita seorang ibu-ibu sibuk. Yuk minimal kita atur mindset agar lebih kuat melaksanakan dietnya.
Semoga tulisan ini membantu ya. Let me know what you think di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca!