Doctor Slump dan Masalah Kesehatan Mental

Doctor Slump dan Masalah Kesehatan Mental – Beberapa minggu terakhir ini saya memutuskan untuk menonton serial drama Korea Doctor Slump di N*tflix. Bukan apa-apa sih, tapi lebih kepada premis cerita yang tampak menarik, lucu dan kebetulan baru rilis saja. Seperti dulu memilih nonton Crash Course in Romance, saya sengaja memilih serial yang baru dirilis karena mencegah berlebihan waktu nonton. Ini karena saya suka penasaran dengan alur cerita sehingga jadi marathon nonton. Saya bukanlah penggemar aktor-aktor utama maupun pendukunhnya. Jadi saya murni memilih nonton karena butuh hiburan.

Selain dari unsur komedi, ternyata cukup menarik sih ceritanya terutama melihat dari sisi psikologis karakter utamanya. Khususnya Nam Ha Neul (Park Shin Hye). Sebelum saya bahas kenapa menariknya, saya ceritakan dulu ya sinopsis serial ini.

Sinopsis Doctor Slump

Doctor Slump menceritakan tentang dua siswa yang bertemu saat Sekolah Menengah Atas, yaitu Nam Ha Neul (Park Shin Hye) dan Yeo Jeong Woo (Park Hyun Sik). Keduanya bersaing menduduki peringkat paling atas di SMA dan berambisi menjadi dokter. 

Ketika dewasa, keduanya bertemu di titik rendah di hidup mereka. Kepintaran dan ketekunan Nam Ha Neul dimanfaatkan oleh bosnya di rumah sakit tempat ia bekerja. Karena marah besar dan dianggap buruk akibat melawan balik atasannya ia memutuskan berhenti kerja. Nam Ha Neul juga didiagnosis depresi sehingga butuh istirahat. Inipun membuat Ibunya yang juga seorang ibu tunggal khawatir dan sempat menekannya. 

Sementara Yeo Jeong Woo terkena kasus akibat operasinya yang membuat pasiennya meninggal. Jeong Woo menjadi sorotan media karena pasien tersebut bukan orang sembarangan melainkan anak dari pemilik kasino terbesar. Persidangan Jeong Woo selalu jadi berita besar. 

Ham Neul dan Jeong Woo bertemu ketika Jeong Woo pindah rumah dan menyewa tempat di gedung Ibunya Nam Ha Neul. Pertemuan mereka unik karena masih terpercik persaingan masa SMA. Tapi kelamaan mereka saling mendukung satu sama lain dan muncul bibit ke hubungan yang lebih lanjut. 

Ternyata Jeong Woo sendiri mengalami trauma karena operasi yang gagal. Ha Neul yang menyadari inipun berusaha memberikannya support walau dirinya sendiri juga memiliki depresi. 

Saat ini sih serial ini belum selesai tayang melainkan hingga artikel ini baru naik baru sampai ke episode ke 10.

Pendapat Mengenai Kisah Doctor Slump (Hingga Episode ke 10)

Sebenarnya sih kalau dari segi hubungan dan asmara memang agak biasa atau lebih ke arah polos dan cupu. Saya malah terhibur melihat keduanya ketika SMA bersaing dengan memperlihatkan karakternya masing-masing. Amazed lihat kelakuan Ha Neul yang segitunya demi belajar mati-matian dan mendapatkan nilai tertinggi. 

Namun dari sisi karir dan kesehatan mental keduanya agak unik. Yang pertama dari karir memang mereka adalah straight A student. Tapi ternyata ketika terjun ke masyarakat mereka mengalami kendala dari masalahnya masing-masing. Kepintaran Ha Neul dimanfaatkan seseorang yang berpengaruh dan kepopuleran Jeong Woo yang juga seorang Youtuber sukses jadi bumerang ketika ia tersandung masalah.

Uniknya keduanya mengalami gangguan dari segi kesehatan mental. Ironisnya keduanya bekerja di bidang kesehatan. Bukankah miris ketika kita sebagai warga biasa pergi ke dokter untuk mendapatkan keamanan dari segi kesehatan tapi mereka sebagai yang bekerja di bidang kesehatan justru bisa mengalami gangguan? 

Nam Ha Neul Berambisi Jadi Dokter Tapi Abai Pada Dirinya Sendiri

Tanpa menyalahkan karakter mereka atau siapapun, sebenarnya kesehatan mental cenderung suka dikesampingkan terutama di era serba sibuk seperti sekarang. Seperti Nam Ha Neul misalnya, sudah memiliki ambisi untuk sukses sejak muda. Tapi lucunya ia lupa akan kebahagiaan dirinya sendiri.

Sebenarnya sudah terlihat Ha Neul sejak SMA memiliki kebiasaan yang kurang bijak menyangkut kesehatan badannya. Misalnya seperti ‘meminum kopi’ sachet bubuk karena tidak ingin repot ke toilet sehingga lebih banyak waktu belajar dan memakan cabai agar tidak mengantuk (ini karena minum kopi sudah tidak mempan) lalu akhirnya ia sakit perut. Saya terkejut Ha Neul masih terlihat segar ketika dewasa karena sepertinya ia tampaknya tipe yang gila kerja. Tapi ya namanya juga cerita untuk layar kaca.

Jeong Woo dan Ha Neul saling mendukung satu sama lain saat sama-sama terpuruk

Ha Neul juga saking fokusnya belajar sampai tidak memperhatikan tren seperti wajarnya anak remaja. Tidak pernah keluar untuk bersenang-senang. Ya, wajar saja kalau terlalu fokus kerja dan ambisi tapi abai pada dunia lain lambat laun bisa mengalami kekecewaan. Ha Neul beruntung masih ada ibu dan kakaknya yang sayang padanya.

Kasus kesehatan mental yang suka dikesampingkan terlihat dari sikap Ibu Ha Neul yang menekannya ketika tahu Ha Neul berhenti kerja dengan alasan depresi. Juga sahabat Ha Neul yang menganggap Ha Neul ‘cuma’ stres dan bukan depresi sesungguhnya. 

Dan ketika Ha Neul bertemu Jeong Woo, ia baru sadar bahwa ia tidak pernah berusaha menikmati hidup. Merupakan sebuah pemandangan yang absurd seorang gadis seumurnya belum pernah mencoba kesenangan sederhana seperti bernyanyi, mendengar musik, makan enak dan main dingdong. Kontras dengan Jeong Woo yang walaupun suka mendapat ranking 1 tapi masih sewajarnya anak remaja yang mengikuti tren dan mencari hiburan untuk kesenangan. 

Jeong Woo dan Industri Bedah Kecantikan

Hal lain yang saya sadari dari serial Doctor Slump adalah industri klinik bedah yang merupakan latar pekerjaan Jeong Woo. Meskipun Jeong Woo diposisikan sebagai protagonis dalam cerita, saya tak bisa tidak skip melihat bidang pekerjaannya sebagai dokter bedah kecantikan. Meskipun tentu yang utama adalah kesehatan pasien, tapi industri klinik bedah ini tentu tidak menolak jika ada permintaan dari klien untuk ‘mempercantik’ tampilan mereka. Klinik-klinik ini bisa menghilangkan fitur-fitur di penampilan klien demi kepuasan klien mereka.

Meskipun tidak dijabarkan sebagai kisah utama (ya kisah utamanya adalah romantisme hubungan Jeong Woo dan Ha Neul), tapi beberapa kali terlihat dari interaksi Jeong Woo dengan calon klien-kliennya. Seperti Bibi-bibi Ha Neul, guru sekolahnya dan sebagainya. Namun dari semua interaksi itu sih seolah-olah sudah hal yang lumrah untuk ‘membedah diri’ agar tampil lebih sempurna.

Tentu sih di era masa kini yang serba melihat penampilan, tuntutan untuk tampil sempurna cukup tinggi. Terlebih mungkin di negara Korea, mungkin karena saya cuma melihat dari drama-drama Korea dimana bintang-bintangnya serba putih dan cantik nyaris tanpa cela (termasuk laki-lakinya). Jadi wajar saja jika karir Jeong Woo naik, apalagi sebagai Youtuber yang berpenampilan menarik. 

Mungkin interaksi Jeong Woo dan Ha Neul yang polos dan naif seolah menutupi betapa ‘racun’-nya industri ini. Tapi tetap saja toh, membedah dan permak dari apa yang sudah diberikan kepada kita dari-Nya jika bukan untuk hal yang mendesak adalah cenderung salah. Lagi-lagi mungkin hal ini sudah jadi budaya dan hal yang biasa di Korea. Salah-salah hal ini jadi ditangkap remaja yang menonton serial ini dan menganggap ‘permak’ penampilan itu lumrah saja. 

Penutup

Yah tapi serial ini belum tuntas sih. Kita lihat saja ujung cerita Doctor Slump seperti apa. Tentunya isu kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh. Apalagi jika diderita juga oleh seseorang yang bekerja di bidang medis. Akan fatal jika mereka terjun ke masyarakat tanpa mengatasinya terlebih dahulu.

Terima kasih sudah membaca. Bagaimana menurutmu mengenai serial Doctor Slump

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *