Cantik dan Sehat di Usia Jelang 40

Cantik dan Sehat di Usia Jelang 40 – Tak terasa, umur saya sudah hampir ke gerbang 40 tahun. Khususnya di umur sekarang, saya jadi sangat aware dengan tubuh dan berat badan saya. Juga gaya hidup saya yang ‘tampak begitu-begitu saja’ namun ternyata ‘pelan-pelan mematikan’. Ini karena saya kurang mindful dengan pola makan saya dan juga ada yang kurang dari mindset saya.  

Sayapun jadi merasa tak percaya diri karena saya sudah tidak se-perky usia 20an. Energi saya tidak lagi membuncah seperti dulu. Ngga banyak hal yang surprises me anymore dan ‘menyulut’ saya, seperti masih muda. Bahkan kadang beberapa hal membuat saya lelah hati duluan padahal belum juga ‘melangkah’. 

I might be almost 40 tapi masa sih saya juga merasa insecure dan negatif? Pikiran ini buat saya sedih sendiri. Karena seseorang pernah bilang bahwa usia boleh tidak muda lagi, tapi jiwa harus awet muda. Jiwa harus bahagia. Itulah yang membuat seseorang tetap menarik dan hidup lebih damai juga fulfilled. Bahagia bukan dari skincare, bukan dari baju bermerek atau circle of friends yang berpengaruh. 

Titik Balik

Ada trigger yang membuat saya tiba-tiba ‘down’ dan membandingkan diri. Karena biasanya saya bukan orang yang kelamaaan baper atau overthinking (anymore). Mungkin itu juga yang buat saya ‘begah’ dengan merasa lemah dengan diri sendiri. Merasa insecure juga tidak dibolehkan di agama Islam. 

Lelah merasa lemah dan tak berdaya. Mungkin juga ketika feeling low saya juga kurang istirahat, kurang ‘ngobrol’ juga dengan Yang Maha Kuasa. Akhirnya galau sendiri. 

Sehat Lahir Batin

Beberapa hal membuat saya sadar bahwa age doesn’t matter. Umur berapapun, kamu bisa digging your own whole with your thoughts and do’s. Satu hal yang penting adalah sehat, secara lahir dan batin. 

Menyehatkan pikiran adalah membebaskan diri dari validasi ‘tak penting’, seperti standar kecantikan tertentu dan pencapaian seseorang di umur tertentu. Hal-hal demikian tidak bisa diukur dari ‘mata’ karena bahagia seseorang relatif dan hidup orang punya ‘alur’ berbeda-beda. Mungkin seseorang belum ‘sukses’ di usia 30, tapi akan di usia 50. Definisi sukses pun tidak bisa disama-ratakan.

Menyehatkan tubuh adalah memperhatikan asupan makan yang cocok dan pas untuk tubuh. Bukan melulu mengejar timbangan badan ideal tapi mendapatkan tubuh yang fit dan sehat. 

Saya sadar, terlalu mengejar badan kurus ramping tapi hati nggak plong juga ngga bagus. Terlebih, demi apakah kita mengejar ‘berat badan ideal’? Demi diri dan sehat, atau validasi orang lain? Sok-sokan irit dan skip makan lalu malah sakit, itu malah jadi konyol. 

Mindful Eating

Beberapa tahun lalu saya mulai mengenal konsep mindful eating. Artinya sebuah awareness atau kesadaran alasan makan kita apa. Benarkah lapar atau demi merasa lebih baik (substitusi kesepian atau sedih)? Iseng atau karena lapar mata semata? Dengan mindful eating, kita bisa terhindar dari konsumsi makanan yang sebenarnya tidak kita butuhkan. 

Loving Yourself At This Age

Menuju umur 40, memang bukan muda lagi. But at the same time, begitu banyak pelajaran hidup yang sudah kita dapat di titik ini. Thank God, kita punya ‘wawasan’ dan insya Allah kematangan jiwa ini. 

Ketika kita muda, it’s easy to feel clueless dan tanpa arah. Kini insya Allah kita mengerti harus berpaling dan pasrah kepada-Nya. Kita juga mencari kenyamanan dan keamanan, ogah sama  segala sesuatu yang ‘tak jelas’ dan tidak ketahuan arahnya. Because sudah pernah merasakan di posisi itu. 

Seharusnya di umur ini pun, kita sudah tahu yang baik dan bagus kita lakukan maupun kenakan. What should we be doing best and what looks good on us. Tidak pun, masih tetap bisa mencari. It’s never too late!

Sepertinya pencarian jati diri dan jalan menuju bahagia harus selalu diusahakan di tiap umur. Iya kan? 

Sadar Kalori Makanan

Demi makan enak, kita lupa bahwa lemak itu masuk di tubuh dan menetap jika kita tidak ‘bakar’. Semua makanan bisa terlihat lezat di mata dan lidah, tapi efeknya ke tubuh belum tentu kita pikirkan.

Ketika muda, tubuh masih bugar. Mau dibawa sering begadang dan makan berlemak terus, ngga selalu terlihat di penampilan. Mau skip olahraga atau jarang gerak, ya mungkin ngga begitu berimbas. Namun di umur jelang 40, kebiasaan dan gaya hidup kita bisa terlihat dari penampilan kita. Inilah ngerinya, makan tidak sehat bisa jadi ‘bom waktu’. 

So, at this age, wajar dan mesti harus sadar dengan kalori makanan yang kita makan. Jangan blindly makan enak tanpa sadar konsekuensinya. Peduli dengan kalori makanan, peduli juga dengan diri sendiri plus keluarga. Iya kalau kita tidak sehat, keluarga juga ikut khawatir dan bisa jadi susah kalau kita sakit. Naudzubillah min dzalik. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *