#SDH10 : Secercah Harapan Setelah 6 Bulan – Semenjak saya memulai blog ini, mungkin terhitung sudah 6 bulan saya memulai diet. Namun saya bisa bilang bahwa permulaannya agak susah karena harus merubah habit. Belum tidak kompaknya orang sekeliling seperti keluarga yang gaya hidupnya berbeda dengan kita.
Masuk ke tulisan Sunglow Healthy Diary ke 10, saya kok malaaas banget menulis perkembangan diet saya. Karena setelah 4-5 kali tulisan rasanya seperti jalan di tempat. But I have myself to blame. Memang semua balik lagi ke konsistensi.
Saya tuliskan saja perkembangan diet saya lebih jelasnya di bawah ini ya.
Keep Going Olahraga
Saya senang masih tetap ‘memelihara’ kebiasaan berolahraga. Bahkan saya kini menemukan ritme harian dimana saya bisa bebas olahraga. Tadinya saya agak kebingungan kapan bisa olahraga.
Ternyata untuk saya waktu sore relatif lebih lowong untuk olahraga dibanding pagi khususnya. Jarang-jarang saya bisa olahraga malam dan memilih olahraga yoga karena tidak begitu melelahkan namun tetap bakar kalori.
Aktivitas jalan pagi di dekat rumah juga sudah jalan lagi nih. Memang tidak sesering yang diharapkan. Tapi Alhamdulillah masih ada ‘denyut’-nya. Sekalian refreshing. Namun dalam keseharian, saya masih merasa olahraga di rumah itu juga oke banget.
Kukusan Adalah Jalan Ninjaku
Bukannya saya nggak suka salad. Malah, saya sering memakan sesederhana selada dan tomat, atau timun untuk porsi sayur. Namun memotong-motong dan menyisihkannya ternyata masih termasuk merepotkan buat mamak rempong ini. Belum kalau ternyata ada ‘makhluk’ didalamnya, seperti ulat dan sebagainya.
Kadang sih saya memesan sayur potong atau salad dari website e-commerce sayuran. Tapi tidak setiap hari. Memang cukup membantu di sela kesibukan saya.
Saya juga mencoba memakan dengan metode kukusan karena ringkas. Plus saya bisa sekalian memasaknya untuk sayur si kecil. So far, mengukus adalah jalan ninja saya untuk makan sehat dan ringkas. Lagipula sambil menunggu matang, saya bisa sambil beraktivitas yang lain.
Alhamdulillah masih rutin makan buah sebelum makan besar. Tapi namanya sibuk, saya pilih buah yang tinggal di-peel mudah seperti pisang atau makan langsung seperti apel.
Still Less Carbs!
Tidak setiap 5 hari saya skip karbohidrat. Namun di saat-saat tertentu saya bisa makan nasi atau roti. Lebih karena beberapa hal; beberapa lauk itu lebih nikmat dimakan dengan nasi panas, stok nasi terlalu banyak sehingga ngeri mubazir atau sesederhana saya tidak punya waktu masak.
Meski begitu, saya memperhatikan porsinya. Insya Allah saya ngga berani porsi lebih dari seharusnya, yaitu sekepal tangan. Cukup juga kok mengenyangkan dan meredakan kekangenan makan nasi.
Kalau pagi pun saya memilih makan 1 lapis roti tawar saja. No more.
Lupakan Ngemil Kecuali…
Saya berusaha ‘lupa’ lagi lapar in between meals. Alias mengalihkan perhatian kalau pengen ngemil sebelum makan besar. Kecuali ngemil buah, popcorn atau kuaci. Haha. Sorry, mungkin ini pertanda saya makin serius diet. Oh ya saya juga ketika dalam status begini coba minum air putih dulu.
Kenapa pilihan makanan tersebut? Karena insya Allah aman untuk mereka yang diet.
Mengubah Jam Tidur
Seperti yang saya tulis di tulisan sebelumnya, kebiasaan tidur lewat jam 11 malam juga mempengaruhi diet. Sehingga saya berusaha sudah tidur jam 10an malam.
Belum rutin sih, but it’s a start deh. Lagipula lebih sehat juga kan tidur lebih awal buat saya yang padat kegiatan. Jadinya saya bangun bisa jam 3-4an pagi dan bisa memulai hari lebih awal. Alhamdulillah.
Penutup
Oh yaa ternyata ada perkembangan dari penampakan berat badan nih. Berkurang sedikit. Tapi saya ngga mau puas diri dulu. Let’s see apa bisa lebih berkurang lagi.
Makasih untuk yang membaca tulisan ini dan rangkaian perkembangan dietku. Semoga ngga bikin bete ya, hahaha. Semoga juga bermanfaat. Terima kasih.
